Kamis, 6 Desember 2012 | 12:25 WIB
dok.BBC Indonesia
Sekitar satu juta anak bekerja di pertambangan dan 30 juta sebagai pembantu rumah tangga.
TERKAIT:
Secara keseluruhan, angka buruh anak yang paling mengkhawatirkan terdapat di kawasan sub-Sahara Afrika. Laporan PBB itu menyebutkan seperempat anak-anak di sana bekerja dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat sekitar 15 juta dalam 10 tahun mendatang.
Dari jumlah 215 juta buruh anak itu, sekitar 30 juta diantaranya diperkirakan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan rentan dalam menghadapi siksaan fisik dan seksual.
Bekerja di tambang
Hari Sabtu lalu, 14 anak diselamatkan dari satu pabrik di dekat ibukota India, Delhi. Mereka dipaksa untuk membuat dekorasi pohon Natal. Sebagian dari mereka masih berusia delapan tahun. Laporan itu menyerukan agar India meloloskan undang-undang yang saat ini tengah dibahas di parlemen dan menetapkan larangan anak-anak di bawah usia 14 tahun untuk bekerja.
Secara global, lebih dari satu juta anak dengan usia paling muda 12 tahun diperkirakan bekerja di tambang emas, perak, dan pertambangan lain. Sementara itu, sekitar dua juta anak di Afrika Barat bekerja di perkebunan coklat.
Laporan PBB itu menyebutkan upaya penurunan jumlah buruh anak berjalan sangat lambat dan dapat mengganggu upaya meningkatkan pendidikan global.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar